RESENSI FILM
ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI
Detail Film :
|
1
|
Judul
|
:
|
Alangkah Lucunya Negeri Ini
|
|
2
|
Produksi
|
:
|
Citra Sinema
|
|
3
|
Tahun
|
:
|
2010
|
|
4
|
Genre
|
:
|
Komedi
|
|
5
|
Sutradara
|
:
|
Deddy Mizwar
|
|
6
|
Penulis Skenario
|
:
|
Musfar Yasin
|
|
7
|
Pemain
|
:
|
Reza Rahadian, Deddy Mizwar,
Slamet Rahardjo, Jaja Mihardja, Tio Pakusadewo, Asrul Dahlan, Ratu Tika
Bravani, Rina Hasyim, Sakurta Ginting, Sonia, dan Teuku Edwin
|
v
Pengenalan Genre Film
Film Alangkah Lucunya Negeri
Ini adalah bergenre komedi. Dan ia juga menjelaskan bahwa betapa pentingnya
pendidikan bagi anak-anak usia dini.
v Sinopsis Film
Sebuah film komedi Indonesia karya
sineas ternama Deddy Mizwar yang berjudul “Alangkah Lucunya Negeri Ini” mencoba
mengangkat potret nyata dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dengan membawakan
tema pendidikan, film ini mempunyai plot utama yaitu bagaimana Muluk (Reza
Rahadian) dan kawan-kawannya bisa mengubah para pencopet cilik untuk tidak lagi
mencopet dan beralih usaha yang halal dengan cara yang “tidak biasa”. Selain
itu yang tidak kalah serunya adalah adanya bumbu-bumbu komedi yang membuat
penonton berpikir seperti celetukan para bocah pencopet atau keadaan-keadaan
sekitar film ini yang menggambarkan cerita negeri ini apa adanya.
Sejak
lulus S1, hampir 2 tahun Muluk belum mendapatkan pekerjaan. Meskipun ia selalu
gagal untuk mendapatkan pekerjaan, ia tidak pernah berputus asa. Suatu hari di
pasar, ia bertemu dengan pencopet yang bernama Komet. Komet membawa Muluk ke
markasnya, lalu memperkenalkannya kepada bos pencopet yang bernama Jarot. Muluk
kaget karena di dalam markas pencopet itu banyak anak-anak yang seusia dengan
Komet dan berprofesi sama yaitu, pencopet.
Akal
Muluk berputar dan melihat peluang yang ia tawarkan kepada Jarot. Ia meyakinkan
Jarot bahwa ia dapat mengelola keuangan mereka, dan meminta imbalan 10% dari
hasil mencopet, termasuk biaya mendidik mereka.
Usaha yang
dikelola Muluk kini membuahkan hasil, namun di hati kecilnya, Muluk tergerak
untuk mengarahkan para pencopet itu agar mau mengubah profesi mereka. Dibanru
oleh kedua rekannya yang sama-sama sarjana, Muluk membagi tugas untuk
mengajarkan agama, budu pekerti, dan kewarganegaraan.
Di akhir
film, muncul pernyataan keras yang menjadi jiwa film ini: “Fakir miskin dan
anak terlantar dipelihara oleh negara”, bunyi pasal 34 UUD 1945. Hal ini
sebenarnya mempunyai muatan politis yang menyindir keseriusan para elit politik
dalam memperhatikan nasib kaum terpinggirkan.
v Amanat
Amanat film ini adalah perlu nya pendidikan
kewarganegaraan, agama, dan pendidikan formal dalam menjalani kehidupan.
v Kelebihan dan Kekurangan Film
·
Kelebihan
Film
Ide
film ini sangat bagus. Latar ceritanya pun sesuai dengan keadaan bangsa
Indonesia saat ini. Menceritakan kehidupan para fakir miskin dan
anak-anak terlantar yang dilupakan pemerintah.
·
Kekurangan
Film
Film ini menganggap bahwa para lulusan S1 belum tentu mudah
mendapatkan pekerjaan dan hanya menceritakan sisi negatif kinerja pemerintahan
DKI Jakarta.
v Kesimpulan
Jadi kita perlu nya dukungan semua pihak termasuk pemerintah
dalam mengatasi masalah anak jalanan.
NAMA : Auvia Dara
Sagita
KELAS : X
Elektronika Industri 1
RESENSI FILM
B.INDONESIA